Komponen – komponen yang ada pada sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Subsistem penambahan sistem
2. Basis pengetahuan
3. Motor Inferensi
4. Blackboard , merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara, ada 3 (tiga) tipe keputusan yang direkam, yaitu:
–Rencana, bagaimanakah mengahadapi masalah
–Agenda, aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi
–Solusi, calon aksi yang akan dibangkitkan
5. Antar Muka, digunakan untuk media komunikasi antara user dan program.
6. Subsistem penjelasan, digunakaan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.–Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar
–Bagaimana konklusi dicapai
–Mengapa ada alternatif yang dibatalkan
–Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi
7. Sistem Penyaring pengetahuan, sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih coccok untuk digunakan dimasa yang akan datang
8. BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE)
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalm domain tertentu, ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, diantaranya:
a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning), bentuk ini berupa pengetahuan yang direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF – THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi.
b. Penalaran Berbasis Kasus (Case-Based Reasoning), penalaran pada kasus ini, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memilki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.
9. MOTOR INFERENSI
Ada dua cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu:
a.Forward Chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta telebih dahulu utnuk menguji kebenaran Hipotesis.
Pada tabel diatas terlihat ada 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan. Fakta awal yang diberikan hanya A & f (artinnya A dan F bernilai benar). Ingin dibuktikan apakah K bernilai benar (Hipotesis K).
Langkah-langkah inferensi (kesimpulan) adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dari R-1. A merupakan fakta sehingga bernilai benar, sedangkan B belum bisa diketahui kebenaranya, sehingga C-pun juga belum bisa diketahui kebenaranya. Oleh karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada R-1 ini, sehingga kita menuju ke R-2
2. Pada R-2, kita tidak mengetahui informasi apapun tentang C, sehingga kita juga tidak bisa memastikan kebenaranya D. oleh karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada R-2, sehingga kita menuju ke R-3
3. Pada R-3, baik A maupun E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian F sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekaramg kita mempunyai fakta baru yaituF. Karena F bukan hipotesis yang hendak kita buktikan (=K) maka penulusuran kita lanjutkan ke R-4
4. Pada R-4, A adalah fakta sehingga jelas benar, dengan demikian G sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakta baru yaitu G. karena G bukan hipotesis yang hendak dibuktikan (=K), maka penulusuran kita lanjutkan ke R-5.
5. Pada R-5, baik F maupun G bernilai benar berdasarkan aturan R-3, dan R-4. dengan demikian D sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakat baru yaitu D. karena D bukan hipotesis yang hendak kita buktikan maka pencaria dilanjutkan ke R-6
6. Pada R-6 baik A maupun G adalah benar berdasarkan Fakta R-4. dengan demikian H sebgai konsekuen juga ikut benar, sehingga sekarang kita mempunyai fakta baru yaitu H. karena H bukan hipotesi yang hendak kita buktikan maka penelusuran ditersukan ke R-7
7. Pada R-7, meskipun H H benar berdasarkan R-6, namun kita tidak tahu kebenaran C, sehingga I pun juga belum bisa diketahui kebenaranya. Oleh karena itu kita tidak akan mendapatkan informasi apapun pada R-7 ini, sehingga kita menuju R-8
8. Pada R-8, meskikpun A benar karena fakta , namun kita tidak tahu kebenaran I, sehingga J-pun juga belum bisa diketahui kebenaranya. Oleh karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapaun pada R-8. sehingga kita menuju ke R-9
9. Pada R-9 , J bernilai benar karena G benar berdasarkan R-4 karena J bukan hipotesi yang hendak dibuktikan maka penekusuran diteruskan ke R-10
10. Pada R-10, K bernilai benar karena J benar berdasarkan R-9, karena h sudah merupakan hipotesis yang hendak kita buktikan maka terbukti bahwa K adalah benar.
A.
B. Bakward Chaning
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (IF-THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta-fakta yang ada dalam basi pengetahuan.
Contoh
Seperti pada contoh sebelum nya (tabel) , terlihat ada 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan. Fakat awal yang diberikan hanya A dan F(artinya A dan F bernilai benar) ingin dibuktikan apakah K bernilai benar (hipotesis K).
Langkah-langkah Inferensi adalah sebgai berikut:
1. Pertama-tama kita mencari terlebih dahulu muali dari R-1, aturan mana yang memiliki konsekuen K. ternyata setelah ditelusuri, aturan dengan konsekuen K baru ditemukan pada R-10. untuk membuktikan bahwa K benar, maka perlu dibuktikan J benar.
2. Kita cari aturan yang memiliki konsekuen J . Kita mulai dari R-1, dan ternyata kita baru akan menemukan aturan aturan dengan konsekuen J pada R-8. untuk membuktikan bahwa J benar, maka perlu dibutikan I dan A benar , untuk membuktikan kebenaran I, kita perlu mencari aturan dengan Konsekuen I, ternyata ada di R-7
3. Untuk membuktikan benar di R-7 , kita perlu buktikan bahwa c dan H benar. Untuk itu kita pun perlu mencari aturan dengan konsekuen C, dan ada di R-1.
4. Untuk membutikan C benar di R-1, kita perlu buktikan bahwa A dan B benar. A jelas benar karena A merupakan fakta. Sedangkan B kita tidak bisa membuktikan kebenarannya. Karena selain bukan fakta didalam basis pengetahuan juga tidak ada aturan dengan konsekuen B. dengan demikian maka dari penalaran ini kita tidak bisa buktikan kebenaran dari hipotesi K. namun demikian, kita masih punya alternatif lain untuk melakukan penalaran
5. Kita lakukan backtracking. Kita ulangi lagi dengan pembuktian kebenaran C dengan mencari aturan lain konsekuen C. ternyata tidak ditemukan
6. Kita lakukan backtracking dengan mencari aturan dengan konsekuen I, ternyata juga tidak ada.
7. Kita lakukan backtracking lagi dengan mencari aturan dengan konsekuen J, ternyata kita temukan pada R-9, sehingga perlu kita buktikan kebenaran
8. Kita mendapatkan R-4 dengan konsekuen G . Kita perlu mebuktikan kebenaran A, karena A adalah fakta, maka terbukti bahwa G benar. Dengan demikian berdasarkan penalaran ini bisa dibuktikan bahwa K bernilai benar.
Terima Kasih Telah Berkunjung :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar